Selasa, 08 Desember 2009

potensi wisata jawa barat

Negara indonesia terkenal dengan keanekaragaman budaya,tradisi,dan keindahan alam nya.Hal ini merupakan kekayaan negara Indonesia yang sangat di akui oleh mancanegara.Yang paling banyak menarik perhatian turis luar adalah dari segi keindahan alam yang merupakan andalan negara indonesia di bidang pariwisata.Banyak daerah-daerah di Indonesia yang menawarkan keindahan alamnya. Diantaranya Provinsi Jawa Barat yang memiliki banyak potensi pariwisata.

Jawa Barat dikaruniai dengan berbagai potensi pariwisata meliputi objek wisata berjumlah ± 350 buah. Objek wisata dan seni budaya Jawa Barat yang kaya akan keanekaragaman tersebut, tercemin dalam akronim "gurilaps" (gu = gunung, ri = rimba, l = laut, a = air, p = pantai, s = seni budaya) dan menjadikan bidang usaha pariwisata ini menjadi salah satu core bisnis dari 6 (enam) core bisnis Jawa Barat dalam upaya untuk tercapainya visi Jawa Barat sebagai provinsi termaju di Indonesia dan mitra terdepan Ibu Kota negara tahun 2010. Dengan target kunjungan satu juta wisatawan mancanegara dan empat puluh juta wisatawan nusantara (41 millions).

Letak geografis Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan ibukota negara Indonesia, DKI Jakarta, menjadikan Jawa Barat memiliki potensi yang strategis bagi pengembangan pariwisata. Selain merupakan pintu gerbang utama Indonesia, DKI Jakarta juga merupakan sumber pasar wisatawan. Disamping itu, keragaman daya tarik wisata yang dimiliki kabupaten/kota di Jawa Barat memberikan alternatif pilihan berwisata yang lebih bervariasi bagi wisatawan.

Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang dapat memanfaatkan potensi sektor lain, terutama sektor vang "ramah lingkungari", di Jawa Barat. Sektor "ramah lingkungan" penyumbang cukup besar pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jawa Barat adalah sektor pertanian. Misalnya pada tahun 2004, kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Provinsi Jawa Barat mencapai 36,2 milyar rupiah atau sekitar 12,8%. Dilihat dari penggunaan lahan di Jawa Barat, penggunaan lahan untuk pertanian mencapai lebih dari 60%. Kondisi ini semakin memperkuat posisi sektor pertanian sebagai salah satu sektor yang diunggulkan oleh Jawa Barat.

Ada banyak potensi pariwisata di Jawa Barat diantaranya wisata alam,wisata gunung,dan wisata belanja.Potensi pertanian, termasuk didalamnya tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan, dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata agro di Jawa Barat sangat besar. Saat ini, beberapa potensi pertanian sudah dikembangkan ke arah wisata agro, seperti perkebunan teh Gunung Mas, Kawasan Agropolitan Cianjur, Taman Buah Mekarsari, Taman Bunga Nusantara, Kawasan Gunung Salak Endah, dan beberapa perkebunan teh lainnya di Cianjur, Subang, Bandung Selatan, Kawasan Jaring Terapung Jangari, dan Balai Inseminasi Buatan di Lembang. Berdasarkan potensi yang dimilikinya, wisata agro dapat menjadi tujuan wisata utama di Jawa Barat pada masa yang akan datang. Semuanya merupakan salah satu penyumbang terbesar APBD Provinsi Jawa Barat.Provinsi Jawa Barat terbagi menjadi 17 Kabupaten dan Kota.

Semua daerah di bandung memiliki beragam dan berbeda wisata yang di miliki oleh daerah tersebut. Dibawah ini beberapa yang potensi wisata alam yang di miliki Provinsi Jawa Barat:

1. Kabupaten Bandung

Kabupaten Bandung, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia.Ibukotanya adalah Soreang.Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang di utara, Kabupaten Garut di timur dan selatan, Kabupaten Bandung Barat di barat dan Kabupaten Cianjur di selatan.Potensi wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Bandung diantaranya adalah:

- Situ Patenggang/Patengan Ciwidey di Kecamatan Rancabali

Berada pada ketinggian sekitar 1600 m dari permukaan laut, Situ Patenggang memiliki panorama yang memikat. Hamparan hijau kebun teh laksana karpet alam, ditambah lagi dengan udara yang dingin dan bersih serta matahari yang hangat, memberi kesan damai dan ketenangan sendiri bagi pengunjungnya. Dari pinggir jalan menuju lokasi yang tenang, nampak sebuah danau berada dibalik perkebunan teh diantara sela-sela pepohonan yang menjulang tinggi.

Danau Patenggang atau lebih dikenal dengan nama Situ Patenggang oleh masyarakat setempat, menempati areal seluas 150 Ha. Dulunya kawasan ini merupakan kawasan cagar alam atau taman nasional, namun pada tahun 1981 telah resmi berubah menjadi sebuah taman wisata.


Untuk menikmati objek wisata ini terdapat fasilitas perahu yang bisa disewa untuk mengelilingi sebuah pulau kecil yang berada dibagian tengah danau yang bernama Pulau Sasuka. Pulau ini tampak rindang dengan banyaknya pohon-pohon tinggi yang tumbuh didalamnya. Sementara diseberang danau terdapat lokasi yang cukup menarik yang diberi nama Batu Cinta yang konon dipercayai akan memberi kelanggengan cinta bagi pasangan yang datang berkunjung kelokasi tersebut.Perahu yang tersedia ini cukup banyak jumlahnya, dan dalam kondisi yang bagus atau terawat saat saya berkunjung kesana. Warna perahu yang cerah cukup kontras atau menyolok sekali dengan lingkungan sekitarnya yang didominasi warna hijau. Fasilitas sarana transportasi air yang disewakan di tempat ini berupa penyewaan perahu dayung, perahu boat dan sepeda air dengan harga yang masih bisa dinegosiasikan dengan pemiliknya. Terdapat pula fasilitas gazebo maupun tempat-tempat duduk tanpa atap yang terbuat dari semen untuk keperluan menikmati panorama sekitar dari tepi danau. Urusan makananpun bukanlah suatu hal yang sulit dikarenakan banyaknya warung penjual makanan yang berderet dekat dengan areal parkir.

Untuk menuju kawasan ini tidaklah sulit.


Karena sudah ada jalan aspal sampai menuju kawasan tersebut. Bahkan jika tidak membawa kendaraan, bisa juga menggunakan fasilitas angkutan umum dari terminal Ciwidey dengan tariff Rp. 5.000,- perorang termasuk tiket masuk (tiket masuk perkepala Rp. 1.000,-). Hal ini akan berbeda jika pengunjung menggunakan kendaraan pribadi (baik roda 2 maupun roda 4) atau dengan menggunakan bis rombongan. Kondisi jalan yang sudah rata (diaspal), mempermudah pengunjung untuk datang ke kawasan tersebut. Disepanjang jalan menuju Situ Patenggang terpampang hamparan hutan dan kebun tehnya. Perkebunan strawbery juga banyak ditemui selama perjalanan. Umumnya perkebunan strawbery tersebut menyediakan fasilitas bagi pengunjung untuk memetik sendiri buah strawberry dari pohonnya yang ditanam pada kantong-kantong plastik.

Legenda ...

Kawasan ini memiliki sebuah legenda sehingga muncul nama Situ Patenggang. Sejarah atau mitos tentang Situ ini muncul ke permukaan disebabkan karena seorang pangeran dan seorang putri yang saling jatuh cinta. Namun perjalanan cinta mereka tidak semulus dan seindah yang dibayangkan oleh keudanya karena dipisahkan oleh keadaan. Sehingga air mata mereka membentuk sebuah situ atau danau. Selanjutnya danau itu dinamai dengan situ patenggang yang diambil dari kata pateangan-teangan yang berasal dari bahasa sunda yang artinya saling mencari-cari.


Pada akhirnya mereka dapat berkumpul kembali pada sebuah batu di situ tersebut yang diberi nama batu cinta. Konon siapapun yang pernah berkunjung dengan pasangannya, maka cinta mereka akan abadi.

- Kawah Putih, di Kecamatan Rancabali

Kawah putih terletak di Gunung Patuha, sebuah gunung yang terdapat di Jawa Barat. Ketinggian gunung ini adalah 2.386 meter. Kawah dari Gunung Patuha inilah yang dijadikan obyek wisata yang menarik dengan nama Kawah Putih.Setelah memarkir kendaraan, kita harus menuruni tangga agar dapat lebih dekat dengan kawah gunung ini. Hati kita akan langsung berdecak kagum melihat keseluruhan dari tempat ini dari tangga atas. Pada tempat wisata ini, kita memang dapat secara dekat berada dalam kawah gunung bahkan kita dapat menyentuh airnya.Saat kita turun, sungguh luar biasa pemandangan yang akan kita lihat di kawah ini. Tanah yang putih yang terdiri dari belerang merupakan alasan mengapa kawah ini disebut Kawah Putih. Sungguh unik rasanya melihat tanah yang berwarna putih ini. Permukaan tanah juga tidak rata sehingga menyerupai gundukan-gundukan tanah. Air kawah yang berwarna kehijauan juga menarik perhatian. Di sekelilingnya, terdapat pegunungan yang sebagian sudah kering tetapi ada juga yang masih ditumbuhi pohon hijau.Kita dapat sedikit menaiki gunung yang mengelilinginya. Di gunung ini kita akan menemukan pohon-pohon kering dan banyak ranting-ranting pohon yang berjatuhan dengan batu-batu kecil. Kita juga dapat melihat kawah dari atas.Kawah di sini cukup luas. Warna airnya bisa berubah-ubah tergantung cahaya matahari. Asap dari air belerang terkadang timbul sehingga menghalangi pandangan kita. Airnya juga menimbulkan bau belerang. Bila angin sedang bertiup, bau belerang dapat menusuk hidung kita dan membuat kita terbatuk-batuk. Maka, ada beberapa titik pada kawah ini yang dipasangi peringatan agar tidak terlalu dekat untuk menghindari keracunan asap belerang.Kawah ini akan memberikan kita pengalaman berbeda. Kita seolah-olah berada di salju karena tanahnya yang putih. Kawah yang luas dan air yang berwarna hijau kebiruan membuat kita seolah-olah berada di pantai. Pohon-pohon yang sebagian besar hanya tinggal batangnya dan sudah kering turut menciptakan suasana yang berbeda. Di sini juga terdapat batu-batu besar yang indah. Keindahan itulah yang membuat tempat ini menjadi tempat favorit bagi calon pengantin untuk melakukan foto prewedding.


- Situ Cileunca di Kecamatan Pangalengan

Sebagian orang mungkin masih asing dengan objek wisata yang satu ini dikarenakan lokasinya yang jauh dan jalan yang sangat sempit menuju kesana.Situ Cileunca berada 45 KM sebelah selatan Kota Bandung dan 185 KM dari Kota Jakarta, Situ Cileunca berada di ketinggian 1550 M dpl dan dikelilingi oleh dua perkebunan teh Malabar yang dikelola oleh PTPN VIII, Situ Cileunca letaknya tak jauh dari kecamatan Pangalengan, genangan air seluas 180 hektar ini diapit oleh dua Desa yaitu Desa Wanasari dan Desa Pulosari.Menurut sejarah Situ Cileunca merupakan kawasan pribadi seorang warga Belanda bernama Kuhlan yang dulu menetap di Pangalengan. Dalam pembangunannya Situ Cileunca dilaksanakan dalam waktu yang cukup lama yaitu selama 7 tahun ( 1919 – 1926 ) dengan membendung aliran sungai kali Cileunca, sehingga terbuatlah sebuah situ yang akhirnya menjadi sebuah bendungan yang sekarang diberi nama Dam Pulo. Uniknya dalam pembangunan Situ Cileunca ini berdasarkan cerita para orang tua dahulu situ ini dibangun oleh banyak orang tetapi tidak menggunakan cangkul tetapi mengunakan halu. Pembangunan Situ Cileunca ini dikomandoi oleh dua orang pintar yakni juragan Arya dan Mahesti.


Pada zaman Kolonial Belanda Situ Cileunca digunakan sebagai salah satu sumber listrik bagi kota Bandung, selain itu juga debit airnya juga digunakan sebagai cadangan sumber air bersih bagi kota Bandung dikala itu dengan kapasitas air 9.89 juta M3.


Bagi para wisatawan domestic objek wisata Situ Cileunca ini merupakan salah satu sarana pelepas penat setelah selama satu minggu beraktifitas, dengan harga yang terbilang sangat murah yaitu Rp 3.000/ orang parawisatawan dapat menikmati keindahan Situ cileunca, dan jika kita ingin mengelilingi Situ Cileunca serta melihat tanaman strowberry kita dapat menggunakan perahu yang terdapat di pinggiran Situ tersebut dan hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp 5000/orang para pemilik perahu akan mengantarkan kita melihat pemandangan alam yang terdapat di Situ Cileunca.


Selain kita dapat mengelilingi Situ Cileunca dengan menggunakan perahu, kita juga dapat menguji adrenalin kita dengan olah raga Rafting, mengarungi sungai Cileunca sejauh 4 – 5 KM tentu dengan didampingi oleh seorang instruktur. Tetapi harga yang dikenakan untuk olah raga rafting ini terbilang cukup mahal karena kita harus merogoh kocek agak dalam yaitu sebesar Rp 250.000/orang, selain fasilitas Rafting ada satu lagi permainan yang tidak kalah dalam memacu adrenalin yaitu permainan Air Soft Gun dimana bagi sebagian orang tentu permainan ini sangat seru sekali karena senjata yang digunakan oleh para operator permainan ini yaitu skala 1:1 yang sudah barang tentu bagi kita orang awam serasa menjadi seorang TENTARA sungguhan atau bahkan seoraang TERORIS. Permainan Air Soft Gun ini dikenakan biaya oeh operator sebesar Rp 125.000 untuk SMG ( senjata otomatis )dan Rp 75.000 untuk yang manual.
Jika kita hanya bercerita tentang Situ Cileunca tetapi kita belum pernah mengunjunginya sudah barangtentu rasanya kurang afdol karena panorama alam yang ditawarkan oleh Situ Cileunca sangat indah serta hijaunya perkebunan the Malabar dan tiga gunung yang berdiri dengan kokoh yaitu gunung Malabar, gunung windu, serta gunung wayang.

- Curug Cinulag di Kecamatan Cicalengka

Curug Cinulang adalah sebuah obyek wisata alam berupa air terjun yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Garut, Jawa Barat. Walaupun letaknya di antara kedua kabupaten tersebut, tetapi secara administratif Curug Cinulang berada di Desa Sindulang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang. Untuk dapat mencapai lokasi Curug Cinulang yang berjarak sekitar 38 kilometer ke arah timur dari Kota Bandung ini relatif mudah karena dapat melalui jalan tol Cipularang. Setelah melewati pintu tol Cileunyi diteruskan melalui jalan Bandung-Garut yang relatif ramai karena merupakan jalan yang menghubungkan kota-kota lain yang ada di sekitar pantai selatan Pulau Jawa. Pada saat sampai di sekitar kilometer 11 jalan Bandung-Garut terdapat sebuah papan petunjuk menuju ke lokasi wisata Curug Cinulang. Dari papan petunjuk ini jarak yang harus ditempuh masih sekitar 2,5 kilometer lagi ke arah timur.

Setelah sampai di pintu gerbang kawasan wisata Curug Cinulang, petugas setempat akan meminta bayaran sebesar Rp2.000,00 per orang sebagai tiket masuk dan apabila membawa kendaraan ditambah biaya lagi sebesar Rp1.000,00 per kendaraan. Namun bagi yang membawa kendaraan bermotor, setelah sampai di areal parkir, ada petugas lagi yang meminta jasa parkir sebesar Rp2.000,00 per kendaraan. Selanjutnya, dari areal parkir diteruskan dengan berjalan kaki sekitar 100 meter hingga akhirnya sampai ke lokasi air terjun. Di sepanjang perjalanan menuju curug ini banyak ditemui warung-warung yang menjual makanan dan minuman maupun aksesoris khas tempat wisata.

Sesampai di lokasi, pengunjung dapat melihat dua buah air terjun yang ketinggiannya hampir sama. Air terjun yang pertama adalah air terjun “utama” yang aliran airnya deras. Sedangkan, air terjun lainnya yang merupakan pecahan dari air terjun pertama, letakknya sekitar 30 meter ke arah barat. Karena derasnya air yang mengalir di kedua air terjun ini, mengakibatkan jarang ada pengunjung yang berani berada didekatnya. Umumnya mereka lebih memilih bermain dengan jarak sekitar 5 meter dari kolam limpahan air atau menikmatinya dari jembatan yang melintasi Sungai Citarik (aliran air di bawah Curug Cinulang). Sebagai catatan, selain air terjun di kawasan wisata ini juga terdapat tempat bermain anak yang letaknya berada di atas bukit di seberang Sungai Citarik.

2. Kabupaten Bandung Barat

Kabupaten Bandung Barat adalah kabupaten di Provinsi Jawa Barat,Indonesia, sebagai hasil pemekaran Kabupaten Bandung dengan ibukota Ngamprah. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang di sebelah barat dan utara, Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi di sebelah timur, serta Kabupaten Cianjur di sebelah barat dan timur.Potensi wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Bandung Barat diantaranya adalah :

- Lembang

Kota Kecamatan dengan panorama indah. Di Lembang terdapat Grand hotel, salah satu hotel yang dibangun sekitar tahun 40-an dan sampai kini masih cukup memadai bagi kepentingan wisatawan.Obyek wisata yang dapat dikunjungi di Lembang yaitu

a. Curug Cimahi terletak sekitar 10 km di Utara Kota Bandung, tepatnya di kota Cimahi bisa anda temui setelah melalui jalan Sersan Bajuri ke arah Universitas Advent Indonesia menuju ke terminal Parongpong. Nama Curug Cimahi diambil dari nama kali Cimahi yang tak jauh dari curug. Untuk menuju lokasi air terjun Curug Cimahi, kita harus melewati ratusan anak tangga. Selama anda melewati anak tangga tersebut menyusuri jalanan menurun yang dikelilingi oleh pepohonan, sesekali anda akan dikejutkan dengan lompatan monyet yang mungkin juga mendekati anda.Tenang saja, monyet-monyet ini tidak buas. Mereka cukup jinak, mareka hanya menantikan para pengunjung memberikan makanan. Cukup melelahkan memang ketika kita melewati ratusan anak tangga tersebut. Tetapi, jangan khawatir karena semua kelelahan akan sirna ketika anda melihat air terjun yang tingginya sekitar 75m buatan Sang Mahakuasa itu.Suara alam dan desiran angin cukup menambah kesejukkan objek wisata ini. Karena besar dan derasnya air terjun Curug Cimahi ini, anda dapat merasakan percikan airnya dari kejauhan. Suasana dingin di lokasi ini mungkin bisa saja akan membuat anda menjadi lapar. Tak perlu risau, karena di pinggiran air terjun tersedia juga beberapa warung yang menjual makanan dan juga pengelola objek wisata inimenyediakan saung/pondok untuk tempat peristirahatan.


Curug cimahi yang berlokasi di daerah Cisarua Bandung Barat ini, beroperasi setiap hari pada pukul 08.00 pagi – 17.00 sore. Tidak ada alasan untuk tidak pernah ke lokasi ini karena kebersihan Curug Cimahi yang dibuka menjadi Objek wisata sejak tahun 1980 ini masih sangat terjaga.

b. Curug Cilember Cisarua lokasinya tidak jauh dari Jakarta dikawasan Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Ditempat ini Anda dapat menikmati hawa pegunungan dan keindahan air terjun.Wana Wisata Curug Cilember terletak dikawasan hutan lindung Gunung Hambalang, Cisarua, Jawa Barat. Berada pada ketinggian 800 meter diatas permukaan laut. Dari kota Bogor lokasinya berjarak sekitar 20 kilometer menuju arah puncak. Memasuki kawasan wana wisata ini, pemandangan sangat masih alami.Untuk mencapai lokasi air terjun, harus mendaki jalan setapak sejauh 250 meter. Kiri kanan jalan dipenuhi jajaran pohon pinus. Pemandangan Curug Cilember sungguh mempesona. Air terjun dari ketinggian sekitar 30 meter.Pemandangan yang indah dan udara yang sejuk membuat Curug Cilember menjadi salah satu tujuan wisata warga Jakarta, Bogor dan sekitarnya.Bahkan pengunjung ada yang datang dari berbagai kota di Indonesia. Nah .. bila Anda ingin sejenak lepas dari polusi dan penatnya ibukota, tidak ada salahnya berkunjung ke wana wisata ini Anda dapat menikmati pemandangan alam yang masih asri sekaligus menikmati segarnya mandi dibawah air terjun.

c. Air Terjun Maribaya

Maribaya berasal dari nama seorang perempuan sangat cantik yang menjadi sumber kehebohan bagi kaum laki-laki. Saking terpesona oleh kecantikannya, pemuda-pemuda di kampungya sering cekcok sehingga sewaktu-waktu bisa terjadi pertumpahan darah. Itulah gambaran keindahan Maribaya tempo dulu. Karena keindahan dan kenyamanan wilayah itu, lokasi pemandian air hangat itu diabadikan dengan nama Maribaya. Keelokan pemandangan disertai desiran air terjun digambarkan bagai seorang gadis cantik jelita yang membuat setiap pemuda bertekuk lutut. Namun, apakah objek wisata Maribaya saat ini masih seperti dulu yang membuat setiap orang ingin menyambanginya ?


Sejak mulai dikembangkan tahun 1835 oleh Eyang Raksa Dinata, ayah Maribaya, lokasi objek wisata itu berhasil mengubah kehidupan Eyang Raksa Dinata yang sebelumnya hidup miskin menjadi berkecukupan. Banyak orang yang berkunjung ke tempat tersebut. Mereka tidak hanya datang untuk berekreasi menghirup udara segar alam pengunungan dan perbukitan, tetapi banyak juga yang berobat dengan cara berendam di air hangat.Eyang Raksa Dinata yang sebenarnya hanya ingin menghindari pertumpahan darah di kampungnya, malah mendapat berkah kekayaan setelah mengelola sumber air panas mineral yang dapat dipergunakan untuk pengobatan itu. Keluarga Maribaya memperoleh penghasilan dari para pengunjung yang datang berduyun-duyun.Malam pukul dua dini hari, kendaraan roda empat yang saya gunakan melintas perlahan diantara dinginnya bumi parahyangan. Susana yang sedikit gerimis dan berkabut, semakin memaksa mata saya untuk selalu awas meneliti setiap kelokan yang ada diantara perbukitan. Maribaya, itulah arah kemana kendaraan ini hendak dituju. Saat itu memang bukan waktu yang tepat untuk berkunjung, meskipun satpam penjaga mengatakan bahwa wisata maribaya buka 24 jam, tentunya gelapnya malam akan menjadikan sebagian pesona yang ada disana tidak bisa dinikmati.
Maribaya memang merupakan salah satu objek wisata andalan bagi pemda Kabupaten Bandung. Objek wisata ini dulu terkenal dengan pemandaian air panasnya, namun belakangan ini jadi tenggelam setelah objek wisata pemadian air panas Sari Ater - Subang di buka. Lokasi wisata Sari Ater jauh lebih strategis karena berada di jalan raya Bandung-Subang. Pengunjung tak perlu repot-repot sengaja masuk ke jalur wisata dan melewati Pasar Lembang yang semrawut, seperti jika hendak mengunjungi Maribaya.Selain sebagai tempat wisata pemandian air panas, dilokasi ini juga terdapat air terjun yang cukup besar. Curug Omas, dengan ketinggian kurang lebih 30 meter nampaknya juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung kesana. Adanya fasilitas dua jembatan pengamat dari sisi bagian atas dan bawah juga memberikan kemudahan bagi pengunjung untuk bisa lebih leluasa menikmati air terjun tanpa perlu takut menjadi basah.Pengunjung bisa juga "bermalas-malasan" di areal sekitar air terjun sambil tiduran diatas tikar yang disewakan oleh penjaja cilik. Penjaja cilik itu juga dengan sigap membantu memesankan makanan yang diinginkan pengunung kepada penjual makanan yang berada di sekitar. Udara yang dingin dan pepohonan yang rindang ditambah pula dengan gemuruh suara air terjun dari kejauhan, menjadikan objek wisata ini ramai dikunjungi dihari-hari libur atau akhir pekan.Sekelompok anak muda saat itu tampak bersenda gurau dibawah sebuah limpahan air terjun. Beberapa pose "konyol" nampak jelas mengiringi saat dilakukan pengambilan gambar oleh salah seorang rekannya. Baju yang basah terkena biasan air terjun, malah semakin mengeraskan sara tawa dan senda guaru mereka.


Disudut lain tampak sekelompok pengunjung tengah asik memberi makan kepada kera liar yang ada pada lokasi wisata ini. Kera-kera tersebut terkadang cukup berani untuk mendekati pengunjung, mengharapkan lemparan makanan dan saling berebutan dengan kera lainnya. Jerit anak kecil yang berteriak kegirangan melihat polah kera-kera tersebut menambah ramai suasan yang ada. Namun ada pula yang tampak bersembunyi dibalik kaki orang tuanya ketika seekor kera mencoba mendekati.Secara keseluruhan, dari pengamatan saya, objek wisata Maribaya nampaknya lebih banyak dikunjungi sebagai objek wisata air terjun daripada objek wisata pemandian air panas. Memang masih terdapat pengunjung yang memanfaatkan air panas yang ada di objek wisata ini sebagai salah satu pengobatan alternatif terhadap beberapa jenis penyakit, namun bila dilihat secara sekilas, pengunjung yang datang cenderung lebih menikmati pesona air terjun atau bersantai-santai dibawah rindangnya pepohonan.

d. Gunung Tangkuban Perahu terletak sekitar 30 km di utara Kota Bandung. Tempat indah ini terletak di daerah Lembang, kurang lebih 30 menit dari Bandung menggunakan kendaraan bermotor.Gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter. Gunung ini menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang menarik di Jawa Barat. Lingkungan alamnya yang sejuk, dan sumber mata air panas di kaki-kaki gunungnya. Deretan kawah yang memanjang, menjadi daya tarik tersendiri.

Tangkuban Perahu sebenarnya adalah gunung berapi. Dinamakan tangkuban perahu karena bentuknya yang menyerupai kapal yang terbalik.Nama Tangkuban Perahu sendiri sangat lekat dengan sebuah legenda tanah Sunda yang sangat terkenal, yaitu Sangkuriang. Gunung Tangkuban Perahu yang dari kejauhan tampak seperti perahu terbalik, konon diakibatkan oleh kesaktian Sangkuriang yang gagal meyelesaikan tugasnya dalam membuat perahu dalam waktu semalam untuk menikahi Dayang Sumbi yang tak lain adalah ibu kandungnya sendiri. Karena begitu kesalnya tidak dapat menyelesaikan pembuatan perahu tersebut, akhirnya Sangkuriang menendang perahu yang belum jadi tersebut. Legenda diataslah yang menjadi kaitan erat dalam penamaan gunung Tangkuban Perahu.Pesona gunung Tangkuban Perahu ini begitu mengagumkan, bahkan, pada saat cuaca cerah, lekukan tanah pada dinding kawah dapat terlihat dengan jelas, sangat kontras dengan hijaunya pepohonan di sekitar gunung tersebut. Tidak hanya itu, dasar kawah pun dapat kita nikmati keindahannya yang sangat mengagumkan.

Keindahan alam inilah yang menjadikan Tangkuban Perahu menjadi salah satu tempat wisata alam andalan Propinsi Jawa Barat, khususnya Bandung.Jalan menuju Tangkuban perahu, dikiri kanan jalan anda akan melihat hamparan hijaunya kebun teh dan juga barisan pohon-pohon pinus. Namanya juga gunung, sudah pasti setiap saat udaranya sejuk banget. Karena Tangkuban perahu merupakan gunung merapi yang masih aktif sampai saat ini, maka dari dulu sudah banyak terjadi letusan yang meninggalkan kawah sisa letusannya.

Saat ini Kawah-kawah tersebut sudah dijadikan tempat wisata.Kawah-kawah tersebut antara lain Kawah Ratu, Upas, Domas, Baru, Jurig, Badak, Jurian, Siluman dan Pangguyungan Badak. Di antara kawah-kawah tersebut, Kawah Ratu merupakan kawah yang terbesar, dikuti dengan Kawah Upas yang terletak bersebelahan dengan kawah Ratu. Beberapa kawah mengeluarkan bau asap belerang, bahkan ada kawah yang dilarang untuk dituruni, karena bau asapnya mengandung racun.Jikalau anda berkunjung ke Bandung, luangkan waktu anda mengunjungi tangkuban perahu. Udara yang sejuk, pemandangan yang indah, semuanya akan membuat anda puas.

Mengunjungi tangkuban perahu berarti anda telah menikmati wisata alam, wisata lagenda, dan juga wisata belanja. Karena di kawasan gunung ini banyak kita jumpai pedagang-pedagang yang menjual berbagai macam sauvenir, makanan, dll. Di bibir kawah gunung ini anda juga bisa berjalan-jalan dengan menunggangi kuda sewaan.


- Waduk Saguling

Waduk Saguling adalah waduk buatan yang terletak di Kabupaten Bandung Barat pada ketinggian 643 m di atas permukaan laut. Waduk ini merupakan salah satu dari tiga waduk yang membendung aliran Sungai Citarum yang merupakan sungai terbesar di Jawa Barat. Dua waduk lainnya adalah Waduk Jatiluhur dan Waduk Cirata.

Semula, Waduk Saguling direncanakan hanya untuk keperluan menghasilkan tenaga listrik. Pada tahap pertama pembangkit tenaga listrik yang dipasang berkapasitas 700 MW, tetapi bila di kemudian hari ada peningkatan kebutuhan listrik pembangkit dapat ditingkatkan hingga mencapai 1.400 MW. Badan yang bertanggungjawab dalam pembangunannya adalah Proyek Induk Pembangkit Hidro (PIKITDRO) dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), Depatemen Pertambangan dan Energi (sekarang menjadi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. Selanjutnya, dengan mempertimbangkan permasalahan lingkungan di daerah itu, Saguling ditata-ulang sebagai bendungan multiguna, termasuk untuk kegunaan pengembangan lain seperti perikanan, agri-akuakultur, pariwisata, dan lain-lain. Sekarang, waduk ini juga digunakan untuk kebutuhan lokal seperti mandi, mencuci, bahkan untuk membuang kotoran. Hal ini membuat Waduk Saguling kondisinya lebih mengkhawatirkan ketimbang Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur yang sudah dibangun lebih dahulu. Hal tersebut terjadi karena sebagai pintu pertama Sungai Citarum, di Saguling inilah semua kotoran "disaring" untuk pertama kali sebelum kemudian disaring kembali oleh Waduk Cirata dan terakhir oleh Waduk Jatiluhur.

Daerah di sekitar Waduk Saguling berupa perbukitan, dengan banyak sumber air yang berkontribusi pada waduk. Hal tersebut membuat bentuk Waduk Saguling sangat tidak beraturan dengan banyak teluk. Daerah waduk ini asalnya adalah berupa daerah pertanian. Daerah perikanan dari waduk berhadapan dengan tekanan kuat dari populasi penduduk. Hal tersebut terjadi karena 50% dari populasi terdiri dari petani dengan tingkat pertumbuhan tinggi. Peningkatan populasi petani tersebut mengakibatkan berkurangnya lahan yang dapat diolah sehingga memaksa mereka mengembangkan lahan pertanian mereka dengan melakukan pembabatan hutan. Sebagai konsekuensinya, muncul masalah banjir dan longsor di musim hujan. Institut Ekologi di Bandung telah mempelajari hal ini sejak tahun 1978, terutama tentang kondisi dasar daerah ini dan pemantauan serta pengelolaan lingkungan untuk meningkatkan standar hidup penduduk.

- Curug Malela

Curug Malela berada di Kampung Manglid, Desa Cicadas, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, berbatasan dengan Kabupaten Cianjur di barat laut Bandung. GPS menunjukkan posisi koordinat S07*00’38.1″ E107*12’22.0″ di atas batu tempat memandang keindahan curug itu. Seperti ditulis di banyak situs blog pribadi, situs pariwisata, atau situs resmi Perhutani, maupun Pemkab Bandung Barat, air terjun ini memang mengagumkan.Berdasarkan peta topografi, sungai yang jatuh sebagai Curug Malela setinggi lebih kurang 50 m dan lebar mencapai 70 m, adalah Cicurug. Toponimi sungai yang sesuai dengan sifat sungai ini yang banyak mempunyai air terjun. Hulu sungai berasal dari lereng utara Gunung Kendeng dengan bekas kaldera raksasanya yang berdiameter hampir 15 km. Dari gunung api yang terletak di sebelah barat Ciwidey yang telah mati ini mengalir jaringan Sungai Cidadap. Cidadap mengalir ke arah barat laut melalui Kecamatan Gununghalu menggerus rangkaian batuan keras yang umumnya berciri produk letusan gunung api tua.Aliran Cidadap setelah melewati utara Bunijaya, kemudian mengalir dengan pola rektangular, yaitu suatu pola aliran sungai yang berbelok-belok secara tajam, bahkan tegak lurus. Alirannya ke arah barat yang kemudian bernama Cicurug mulai memasuki relief sangat terjal di suatu dataran tinggi yang dulu dinamakan Plateau Rongga.Suatu keniscayaan bagi sungai yang mengalir di atas plateau untuk kemudian pola alirannya terganggu oleh air terjun yang bertingkat-tingkat. Itulah yang terjadi pada aliran Cicurug. Selain Curug Malela yang terbesar, ke arah hilir terdapat beberapa tingkat air terjun yang dinamakan Curug Katumiri dan Curug Ngebul, sebelum sungai ini bermuara ke Cisokan.

Relief terjal Plateau Rongga memberikan medan terjal dengan lembah-lembah membentuk huruf V yang berkemiringan lebih dari 100% atau bersudut lebih dari 45 derajat. Itulah mengapa pengistilahan “dataran tinggi” menjadi kurang tepat karena jika kita menuju wilayah ini, kita akan menghadapi jalan yang turun naik berkelok-kelok. Di atas plateau ini ketika sungai-sungainya mengerosi daerah secara vertikal, lereng-lereng lembah selain menciptakan medan yang terbatas untuk dijelajahi, tapi dari sisi yang lain menciptakan lanskap yang memesona mata.

Beberapa puncak plateau mencapai ketinggian di atas 1.000 m di atas muka laut rata-rata membuat udara pada Plateau Rongga umumnya sejuk. Tata guna lahan adalah perkebunan dan hutan. Sejak zaman Belanda, wilayah ini diperuntukkan bagi perkebunan teh yang sekarang dikelola oleh PTP Nusantara VIII Montaya.Batuan yang membuat relief menjadi terjal dan kasar itu adalah batu breksi dan konglomerat berumur Miosen Atas, kira-kira diendapkan pada lingkungan peralihan darat dan laut pada waktu 10 hingga 5 juta tahun yang lalu. Sumbernya diperkirakan beberapa gunung api purbakala di selatan Jawa Barat yang aktif pada masa itu. Jenis batuan ini yang di Curug Malela sendiri tampak berlapis-lapis, bersifat sangat keras.Kesan yang timbul dari kerasnya batuan dapat dilihat dari morfologi batuannya yang memperlihatkan dinding-dinding tegak yang licin.Itulah yang nampak pada dinding Curug Malela yang terlihat begitu kokoh dan anggun.Keanggunan air terjun yang dalam foto kecepatan rendah memberikan kesan seperti benang-benang sutra halus, tidak dimungkiri telah menawan hati dan pandangan mata siapa yang datang mengunjunginya. Jika hari tidak keburu gelap, kita akan seharian duduk tanpa bosan-bosannya menyaksikan fenomena alam yang luar biasa ini.Akan tetapi jangan ke Curug Malela jika Anda ingin berwisata! Bahan bacaan yang ada di situs-situs memang memberitakan keindahan Curug Malela. Bahkan sejak tahun 2006, beberapa media memuat pernyataan-pernyataan pejabat pariwisata yang memuji-muji potensi yang luar biasa ini. Kenyataannya, akses jalan yang seharusnya mulus menuju objek yang diunggulkan ini membuat pengendara frustrasi pada kunjungan pertama.
Ketiadaan penunjuk arah sejak Kota Kecamatan Gununghalu membuat kita selalu bertanya kepada penduduk yang dilalui. Memang betul malu bertanya sesat di jalan, tapi kalau terlalu banyak bertanya karena ketiadaan penunjuk arah, pengelola daerahlah yang sesat di jalan birokrasinya. Jadi setelah banyak bertanya, jalan akan mengarahkan kita ke arah Bunijaya dan berbelok ke arah kanan di daerah yang dikenal sebagai Simpang Rongga. Jalan kemudian berkelok-kelok menyempit menanjak. Sekalipun beraspal baik, tapi lubang-lubang besar membuat kelancaran perjalanan terganggu.

Di Kota Kecamatan Rongga, kita kembali dihadapkan pada persimpangan jalan dan terpaksa kembali bertanya. Jalan ke kiri yang diambil akan membawa kita ke daerah Kubang, Perkebunan teh Montaya. Jalan perkebunan asri yang diapit pohon-pohon mahoni dan damar membawa kita memasuki daerah perbukitan yang turun-naik berkelok-kelok pada jalan sempit. Beberapa kali kendaraan kita dapat langsung berhadapan pada kelokan sempit dengan kendaraan lain, atau terkejut ketika tiba-tiba pengendara ojek muncul di depan hidung kita dengan tiba-tiba.Perjalanan dari Gununghalu ke Kubang Montaya yang hanya berjarak kurang dari 20 km terpaksa harus ditempuh antara 1,5-2 jam perjalanan kendaraan roda empat, dengan banyak bertanya. Dari Simpang Kubang ke arah Cicadas kita akan didera jalan batu yang berlubang-lubang. Perlu waktu hampir satu jam menempuh jarak pendek tidak lebih dari 3 km itu.Sesampainya di Cicadas bukan berarti Curug Malela telah ada di depan kita. Jalan berikutnya berupa jalan perkebunan yang tidak dapat dilalui mobil biasa harus ditempuh dengan cara jalan kaki. Perlu waktu kira-kira satu jam untuk akhirnya mencapai Curug Malela setelah menuruni jalan setapak terjal dengan beberapa lereng hampir 70 derajat. Sangat melelahkan. Silakan bayangkan jalan kembali melalui rute yang sama.Sejak 2006 atau 2007, Pemerintah Kabupaten Bandung yang kemudian dilanjutkan oleh Bandung Barat telah menyatakan akan mengelola destinasi potensial ini. Hingga 2009 akses jalan kelihatannya sudah diperbaiki (sekalipun kembali berlubang-lubang), tetapi menyisakan hampir 5 km yang sangat menyiksa dan membuat frustrasi wisatawan.Dari sisi lingkungan, sebenarnya Curug Malela sangatlah rentan terhadap pencemaran. Jaringan hulu Cicurug yang berasal dari Cidadap melewati kota-kota kecamatan yang cukup padat, seperti Gununghalu dan Bunijaya. Sepanjang alirannya di wilayah permukiman Kecamatan Gununghalu, lembah Sungai Cidadap menjadi tempat pembuangan sampah, terutama dari rumah-rumah yang tumbuh di tepi sungai. Sampah-sampah itu terbawa aliran Cidadap untuk kemudian ikut jatuh di Curug Malela. Jangan heran jika di lereng-lereng bawah dekat air terjun itu kita akan mendapati tumpukan sampah-sampah plastik, sandal jepit, atau styrofoam.Itulah Curug Malela yang memberi berjuta pesona, tetapi sayang sekali tidak terkelola dengan baik, selain juga munculnya ancaman pencemaran sampah. Jadi kalau ingin berwisata, jangan ke Curug Malela, kecuali jiwa kepetualangan Anda yang terus memanggil karena pesona curug ini dapat mengalahkan hambatan aksesibilitas yang memprihatinkan.

- Situ Ciburuy

Situ Ciburuy merupakan kawasan wisata yang terletak di daerah kabupaten Bandung Barat.Sejarah Ciburuy dimulai ketika Indonesia masih dijajah Belanda tahun 1817, kaveleri dan VOC menemukan sumber mata air yang akan digunakan untuk penyiraman rumput purabaya. Belanda membuat sebuah waduk tahun 1935-1955, Ciburuy dikelola oleh koperasi desa Ciburuy.

Pada tahun 1962 dikelola oleh veteran RI, tahun 1974 provinsi Jawa Barat mengelola Ciburuy dengan mengontrakannya kepada lembur kuring.

Namun pada tahun 1989 sampai sebelum berdirinya KBB Ciburuy dikelola Dinas Pariwisata Jabar dan kini dikelola oleh Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Bandung Barat.

Sejarah panjang pengelolaan Ciburuy, ternyata belum meninggalkan hasil yang maksimal.Pengunjung hanya 150 orang perminggu dan semuanya pengunjung lokal, ini sangat ironis, padahal tiket masuknya muruh hanya Rp 1750 per orang untuk rombongan per bis Rp 11.500,- dan per mobil Rp 5000.

Yang jadi masalah di kawasan Ciburuy selanjutnya adalah masalah sampah. “ Ciburuy sudah kehilangan pesonanya.Tidak ada larangan yang tegas dan tempat pembuangan sampah pun tidak disediakan sehingga warga sekitar dengan seenaknya membuang sampah di malam hari. Masalah jalan yang menuju kawasan Ciburuy bersatu dengan jalan warga sehingga sulit membedakan mana warga dan mana pengunjung.

Sampai saat ini pembangunan Ciburuy memang belum selesai, namun penanganan harus segera dilakukan termasuk masalah halaman depan yang dijadikan pangkalan Damri, itu juga mengurangi daya tarik.

Letak geografis Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan ibukota negara Indonesia, DKI Jakarta, menjadikan Jawa Barat memiliki potensi yang strategis bagi pengembangan pariwisata. Selain merupakan pintu gerbang utama Indonesia, DKI Jakarta juga merupakan sumber pasar wisatawan. Disamping itu, keragaman daya tarik wisata yang dimiliki kabupaten/kota di Jawa Barat memberikan alternatif pilihan berwisata yang lebih bervariasi bagi wisatawan.

Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang dapat memanfaatkan potensi sektor lain, terutama sektor vang "ramah lingkungari", di Jawa Barat. Sektor "ramah lingkungan" penyumbang cukup besar pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jawa Barat adalah sektor pertanian. Misalnya pada tahun 2004, kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Provinsi Jawa Barat mencapai 36,2 milyar rupiah atau sekitar 12,8%. Dilihat dari penggunaan lahan di Jawa Barat, penggunaan lahan untuk pertanian mencapai lebih dari 60%. Kondisi ini semakin memperkuat posisi sektor pertanian sebagai salah satu sektor yang diunggulkan oleh Jawa Barat.

Potensi pertanian, termasuk didalamnya tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan, dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata agro di Jawa Barat sangat besar. Saat ini, beberapa potensi pertanian sudah dikembangkan ke arah wisata agro, seperti perkebunan the teh lainnya di Cianjur, Subang, Bandung Selatan, Kawasan Jaring Terapung Jangari, dan Balai Inseminasi Buatan di Lembang. Berdasarkan potensi yang dimilikinya, wisata agro dapat menjadi tujuan wisata utama di Jawa Barat pada masa yang akan datang.

Kegiatan agro - pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan- merupakan bagian tidak terlepaskan dari sejarah perkembangan budaya di Jawa Barat. Selain dikembangkan dengan cara tradisional, pengembangan budi daya agro di Jawa Barat juga mengadopsi teknologi masa kini untuk menghasilkan produk agro unggulan. Oleh karena itu, wisata agro menjadi suatu wahana untuk memperkenalkan Jawa Barat sebagai provinsi pertanian.

Kawasan wisata yang meliputi wilayah Kabupaten Purwakarta dan Subang, kondisi dan keanekaragaman alamnya yang mendukung, termasuk komoditas pertanian, memberikan potensi besar bagi kawasan ini untuk menjadikan tema wisata agro sebagai unggulannya. Kawasan wisata agro Purwakarta-Subang memiliki daya tarik wisata alam berupa perkebunan teh, perkebunan nanas, sayuran dan buah-buahan, maupun komoditas pertanian lainnva. Kondisi geografis dan geomorfologisnya sebagai kawasan pegunungan memberikan potensi bagi pengembangan komoditas pertanian dataran tinggi untuk juga menjadi daya tarik wisata. Sedikitnya terdapat dua perkebunan teh, diantaranya adalah perkebunan teh Tambaksari.

Kesuburan tanah di kawasan ini tidak dapat dilepaskan dari karakter alam yang berada di daerah gunung berapi. Sebagai bagian dari Gunung (kuno) Sunda, tanah di kawasan ini banyak mengandung unsur vulkanik. Proses alam vulkanik juga telah menjadi daya tarik wisata yang sangat pantas menjadi komponen tema pendukung wisata alam pegunungan (api), seperti air panas Ciater dan Gracia Spa, Air Terjun Cijalu dan Air Panas Ciracas. Sejarah pengembangan kawasan ini, seperti Museum Daerah Subang dan Rumah Sejarah Kalijati, juga menjadi suatu daya tarik pendukung yang relevan dengan tema utama wisata agro.

Pengembangan pasar wisatawan kawasan ini diarahkan pada wisatawan lokal dan regional sekitar kawasan, termasuk wisatawan yang transit atau melalui kawasan ini, khususnya dari DKI Jakarta dan Bandung. Wisnus dan wisman di kawasan wisata unggulan lainnya, terutama yang telah berkembang juga dapat dijadikan sasaran pasar berikutnya melalui pengembangan program pemasaran dan promosi terpadu antar wilayah Provinsi Jawa Barat. Wisatawan rekreasi yang menjadi sasaran utama saat ini dikembangkan untuk juga menjaring wisatawan minat khusus, misalnya untuk kegiatan agro, kesehatan/spa, dan wisatawan yang memiliki ketertarikan dengan sejarah kawasan.

Dalam rangka pengembangan wisata agro tersebut diatas di beberapa daerahpun telah dan sedang terus dikembangkan. Misalnya saja di Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor telah mengembangkan daerah baru di Kawasan Gunung Salak Endah di sebelah barat Bogor sebagai salah satu unggulan daerah sekaligus untuk memeratakan pembangunan ke wilayah-wilayah lainnya. Wisata alam agro yang bernuansa rekreatif, seperti Taman Buah Mekarsari, merupakan jenis wisata yang menjadi unggulan daerah ini. Daya tarik wisata lainnya yang juga menjadi unggulan Kabupaten Bogor adalah Pemandian Air Panas Ciseeng, Penangkaran Rusa, Situs Ciaruteun, Desa Wisata Cimande, Sirkuit Sentul, clan Taman Rekreasi Lido.

Daya tarik alam pegunungan merupakan andalan Kabupaten Cianjur, selain juga potensi perkebunan holtikultura yang dikembangkan sebagai wisata agro. Walaupun jenis wisata yang berkembang di kabupaten ini hampir sama dengan yang berkembang di Kabupaten Bogor, yaitu wisata agro. Tetapi daya tarik wisata agro yang dimiliki Kabupaten Cianjur lebih bernuansa ekowisata. Kawasan Agropolitan Cianjur, Taman Nasional Gunung Gede ­Pangrango, Kebun Raya Cibodas, dan sebagian Kawasan Puncak merupakan daya tarik wisata unggulan di kabupaten ini. Taman Bunga Nusantara yang bernuansa rekreatif juga memiliki keunggulan Kabupaten Cianjur begitu pula dengan Taman Rekreasi Taman Bunga.

Selain wisata agro, Kabupaten Cianjur juga terkenal dengan Kesenian Cianjuran yang menjadi daya tarik seni khas yang potensial untuk dikembangkan. Wisata budaya lainnya yang juga diunggulkan kabupaten ini adalah Istana Kepresidenan Cipanas, situs Gunung Padang, situs Megalith, Makam Dalem Cikundul, dan Kontes Ayam Pelung.

Pariwisata Kota Sukabumi menawarkan daya tarik alam rekreasi, agro, maupun budaya dan sejarah. Daya tarik alam terkait dengan lokasinya di kaki gunung dengan kegiatan pertanian yang banyak terdapat di sekeliling daerah ini. Sementara itu, bangunan peninggalan sejarah yang banyak terdapat di Kota Sukabumi merupakan peninggalan Belanda yang didirikan pada tahun 1815. Rumah tahanan Hatta-Sjahrir merupakan bangunan sejarah.

Prioritas pengembangan kawasan pariwisata dalam Kabupatenn Bandung antara lain kawasan budaya Kampung Cikondang, serta kawasan wisata agro Ciwidey yang memanfaatkan potensi pertanian, pemandangan alam, kegiatan penduduk setempat dan budaya pertanian masyarakat.

Sektor pariwisata saat ini merupakan andalan perekonomian Kabupaten Garut, selain pertanian yang berfokus pada agroindustri dan agrobisnis. Objek wisata alam unggulan Kabupaten Garut beragam, terdiri dari alam pegunungan, seperti Kawasan Cipanas, Gunung Guntur, Kawah Papandayan, Kawah Darajat dan Kawah Talaga Bodas; dan alam pantai, seperti Pantai Pameungpeuk, Pantai Santolo, Pantai Gunung Geder, Pantai Cijeruk Indah, Pantai Manalusu, Pantai Cijayana dan Pantai Rancabuaya. Wisata agro dan arung jeram Cikidang merupakan daya tarik wisata minat khusus.

Kondisi alam Kabupaten Majalengka yang didominasi pegunungan dan perbukitan, serta kondisi tanah yang subur merupakan potensi bagi pengembangan pariwisata, terutama yang terkait dengan alam dan kegiatan pertanian. Pemerintah Kabupaten Majalengka saat ini sedang mengembangkan wisata agro sebagai daya tarik wisata utama. Daya tarik wisata alam yang menjadi unggulan daerah adalah wisata agro Lemah Sugih; Curug Muara Jaya yang terletak di Desa Argamukti; Hutan Prabu Siliwangi yang selain menawarkan pemandangan alam, yang sekaligus memiliki daya tarik sejarah; Situ Sangiang yang selain memiliki danau alami juga terdapat makam keramat yang banyak dikunjungi orang untuk berziarah.

Kota Tasikmalaya, yang berpredikat kota dagang ini terkenal dengan industri kerajinan rakyat berupa bordir, tikar, anyaman, payung dan kelom geulis. Sektor pariwisata saat ini belum menjadi unggulan, namun perkembangannya terus berjalan seiring dengan industri kerajinan yang teiah maju. Objek dan dava tarik wisata unggulan Kota Tasikmalaya antara lain sentra industri bordir, wisata agro di Kawasan Urug, wisata alam di Situ Gede dan Situ Lingga Yoni.

Kabupaten Ciamis yang terkenal dengan Pantai Pangandarannya terletak di ujung timur Jawa Barat. Sektor pariwisata merupakan andalan kabupaten ini yang menawarkan pemandangan alam dan kegiatan rekreasi, seperti pantai Pangandaran, pantai Krapyak, pantai Lembah Putri, pantai Batu Hiu dan Green Canyon (Cukang Taneuh). Kegiatan pariwisata di Kabupaten Ciamis mampu menggerakan lapangan usaha lainnya seperti pertanian, perikanan, industri dan perdagangan. Walaupun didominasi oleh pantai, Kabupaten Cimais memiliki potensi budaya yang menjadi unggulan daerah, seperti Kampung Kuta, Situ Lengkong, Karang Kamulyan, Situs Gunung Susuru, Astana Gede Kawali, dan Ronggeng Gunung. Wisata agro Lembah Putri, juga menjadi unggulan kabupaten ini.